Nama Pemain Judi Terhebat Di Dunia

Nama Pemain Judi Terhebat Di Dunia

Itzhak dan Toby Perlman adalah pasangan yang sangat kompak

Toby dan Itzhak Perlman sudah saling mengenal satu sama lain dalam hidup mereka. Seperti yang Toby akui dalam film dokumenter Itzhak tahun 2017, dia jatuh cinta dengan calon suaminya ketika mereka berdua duduk di bangku sekolah menengah. Meskipun Itzhak tidak merasakan hal yang sama pada awalnya, dan menjalin hubungan dengan perempuan lain terlebih dahulu.

Tetapi setelah hubungan pertamanya berakhir, Itzhak mulai dekat dengan Toby, dan semuanya berubah setelah salah satu konser kampusnya, Itzhak memainkan musik Tzigane' Ravel, disinilah Toby menghampirinya ke belakang panggung dan ia meminta Itzhak untuk menikahinya.

Toby sendiri sering mengkritik dan memberikan masukan terkait permainan biola suaminya, dan ia juga menjadi tangan kanan, penasihat, dan sahabat dalam kariernya.

Jika kamu menyukai musik klasik, jazz, atau klezmer, kamu mungkin pernah mendengar tentang Itzhak Perlman. Sedikit informasi, Itzhak Perlman pernah memenangkan 16 Grammy Awards, Presidential Medal of Freedom, dan segudang penghargaan lainnya. Dia adalah salah satu pemain biola kontemporer terhebat (yang telah berkecimpung dalam banyak instrumen) dan seorang guru yang sangat menginspirasi, baik dalam musik maupun kehidupan pribadinya.

Masa kanak-kanaknya sangat sulit, ia mengejar mimpinya dengan penuh pengorbanan, melawan bias disabilitas, dan memilih untuk menginspirasi orang lain melalui kecintaannya pada musik. Yuk, mari kita jelajahi fakta tentang pemain biola terkenal Itzhak Perlman.

Orang tua Itzhak Perlman sangat mendukung minat dan bakat anaknya

Kehidupan orang tua Perlman cukup sulit. Dilansir Encyclopedia.com, ibu dan ayah Itzhak beremigrasi dari Polandia ke Israel pada tahun 1930-an, mereka bertemu dan menikah di Tel Aviv, yang masih menjadi milik Palestina pada pertengahan tahun 1940-an.

Selama ini, orang tuanya melakukan segudang pekerjaan sambilan untuk mendukung putra mereka menjadi seorang musisi. "Ayah saya melakukan apa saja untuk mencari nafkah, dia belajar bagaimana menjadi tukang cukur dan mencuci pakaian tetangga. Mereka menyesuaikan apa yang mereka lakukan untuk mencari nafkah dengan apa yang harus mereka lakukan untuk saya," ungkap Perlman dalam film dokumenternya.

Melalui beasiswa America-Israel Cultural Foundation, Perlman dan orang tuanya pindah ke New York. Orang tua Perlman semaksimal mungkin mendukung karier putra mereka di industri musik. Orang tuanya tidak ingin melihat Perlman merasa pesimis karena kelumpuhan yang dialaminya, oleh sebab itu, mereka mencoba mencari peruntungan mereka di Amerika Serikat, dan siapa sangka, usaha itu berhasil.

Menyukai biola di usia 3 tahun

Seperti yang dilaporkan Britannica, saat Itzhak Perlman baru berusia 3 tahun, ia mendengar suara biola di radio, dan langsung jatuh cinta. Menyadari hal tersebut, orang tuanya mendaftarkannya ke sekolah musik.  Disinilah Perlman mulai berlatih biola. Lalu, dengan bertambahnya usia, Perlman mendaftarkan diri di Akademi Musik Tel Aviv, dan mengadakan konser pertamanya saat berusia 10 tahun.

Seperti yang diakui Perlman sendiri dalam film dokumenter berjudul Itzhak tahun 2017, "Menurut saya yang membuat orang ingin memainkan alat musik adalah apa yang mereka dengar di kepala, mereka menyukai suaranya." Perlman akhirnya menurunkan hal ini kepada putrinya sendiri yang sangat menyukai bunyi seruling.

Penampilan Itzhak Perlman di Pertunjukan Ed Sullivan menjadi awal kesuksesannya

Pada tahun 1958, ia tampil di Pertunjukan Ed Sullivan. Seperti yang dikatakan Sullivan sendiri di acara itu, Perlman direkomendasikan oleh pemain biola hebat bernama Jascha Heifetz dan Yehudi Menuhin.

Kali pertama dalam hidupnya, ribuan orang mendengar Perlman bermain biola dari seluruh penjuru negeri. Ia membawakan lagu Felix Mendelssohn berjudul Concerto in E Minor. Setelah pertunjukan Sullivan selesai, Perlman langsung mendapatkan pujian karena bakatnya. Pertunjukan Ed Sullivan adalah awal dari pendidikan musik Perlman di AS.

Awal yang baik ini juga merupakan awal dari kariernya yang panjang dan sukses. Dia pun memulai tur dengan Sullivan's Caravan of Stars, dengan berkeliling negara bagian selama dua bulan. Beberapa tahun kemudian, Sullivan mengajaknya kembali ke panggungnya pada tahun 1964 untuk membawakan Second Violin Concerto milik Henryk Wieniawski. Setahun kemudian, Perlman merekam album pertamanya.

Itzhak Perlman pernah belajar di Juilliard School

Setelah Itzhak Perlman bermain di Ed Sullivan Show, dia memulai studinya di Juilliard School, di mana dia bertemu dengan guru musik klasik, Ivan Galamian dan Dorothy DeLay. Awalnya, Perlman enggan bermain piano di depan mereka karena merasa minder dan tidak percaya diri. Namun, setelah dia memainkan biola dari komposer Mendelssohn yang rumit, DeLay baru mengakui bakatnya yang luar biasa, dan dia akhirnya menjadi mentor Perlman.

DeLay dengan penuh kasih mengajarinya biola dan membuatnya menjadi pribadi yang mandiri, membawa Itzhak ke museum dan mempekerjakan seorang guru seni untuk mengajarinya tentang seni. Hari ini, Itzhak mengajar dengan metode yang sama seperti yang DeLay ajarkan padanya.

Itzhak Perlman muncul di banyak acara TV

Itzhak Perlman muncul dalam segudang film dokumenter musik yang mengikuti pertunjukan musiknya dan saat ia mengajar. Selain itu, Perlman juga muncul di TV, seperti acara Sesame Street. Dalam episode ini, Perlman bekerja sama dengan Oscar the Grouch. Itu sebabnya Perlman menjadi musisi yang dicintai oleh semua orang dari segala usia dan latar belakang.

Perlman juga tampil di The Tonight Show, The Late Show with David Letterman, dan di The Late Show with Stephen Colbert, di mana dia menampilkan medley dua lagu dengan Jon Batiste. Serunya lagi, Perlman muncul di acara memasak, "Artist's Table" karya Jacques Pépin, di situ dia berbagi kecintaannya pada makanan dan musik.

Sepanjang film dokumenter "Itzhak" tahun 2017, Toby dan Itzhak Perlman memperjelas satu hal. Musik dapat menggerakkan dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Perlman pun tidak pernah menganggap musik sebagai pekerjaan. Dia juga merasa cukup beruntung karena dapat merasakan dan menyampaikan begitu banyak hal melalui musik.

Baca Juga: Musik Tradisional: Ciri-ciri, Fungsi, dan Contoh Alat Musik

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Diego Maradona adalah salah satu ikon sepak bola terbesar asal Argentina yang meninggalkan jejak mendalam dalam sejarah olahraga ini. Maradona dikenal karena prestasi gemilangnya di level klub dan tim nasional. Kariernya dimulai dengan bermain di Boca Juniors, sebelum melanjutkan perjalanan ke Barcelona, dan akhirnya mencapai puncak kesuksesan di Napoli. Di Napoli, Maradona mencatatkan prestasi yang luar biasa dengan mempersembahkan dua gelar Serie A, satu gelar Coppa Italia, satu Supercoppa Italiana, dan satu UEFA Cup. Kontribusi dan pengaruhnya di Napoli sangat dihargai, sehingga pada 4 Desember 2020, stadion klub tersebut, yang sebelumnya dikenal sebagai Stadion San Paolo, diubah namanya menjadi Stadio Diego Armando Maradona sebagai penghormatan atas jasa-jasanya yang luar biasa.

Selain kesuksesannya di level klub, Maradona juga membuat sejarah bersama Timnas Argentina. Ia memainkan peran penting dalam meraih gelar juara Piala Dunia U-20 pada tahun 1979 dan Piala Dunia 1986. Terkenal dengan keterampilan teknis dan kreativitasnya yang brilian, Maradona meninggalkan warisan yang tak terlupakan di panggung internasional dengan penampilan cemerlang yang sering diingat sebagai salah satu yang terbaik dalam sejarah Piala Dunia. Keberhasilannya di kedua level tersebut mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pemain bola terhebat di dunia.

Pele, yang lahir di Brasil, merupakan salah satu nama terbesar dalam sejarah sepak bola. Selama kariernya, Pele dikenal sebagai striker tajam dengan kemampuan mencetak gol yang sangat mengesankan. Ia menghabiskan sebagian besar karier profesionalnya bermain untuk dua klub utama: Santos dan New York Cosmos. Bersama Santos, Pele mencatatkan 569 gol dari 583 pertandingan yang ia jalani antara tahun 1956 dan 1974. Keberhasilannya bersama klub ini termasuk meraih enam gelar Serie A Brasil dan sepuluh trofi Campeonato Paulista, yang menunjukkan dominasinya di kompetisi domestik Brasil.

Setelah meninggalkan Santos, Pele bergabung dengan New York Cosmos pada tahun 1975 dan bermain di sana hingga 1977. Di klub ini, ia mencetak 37 gol dari 64 laga. Meskipun prestasinya di level klub sangat mengesankan, Pele dikenal terutama karena pencapaiannya di level internasional. Ia berhasil meraih tiga gelar Piala Dunia bersama Timnas Brasil pada tahun 1958, 1962, dan 1970. Selama periode tersebut, Pele mencetak 77 gol dari 92 pertandingan internasionalnya, menjadikannya sebagai salah satu pemain bola terhebat di dunia. Keberhasilannya dan dampaknya dalam sepak bola global telah menjadikannya sebagai legenda abadi dalam olahraga ini.

PAKDE4D pilihan utama saat ini untuk bergerak di bidang situs toto online yang memberikan bonus togel 4d terbesar, Hanya Pakde 4D yang dapat kamu percaya untuk menjadi kaya.

PAKDE4D sudah di kenal sebagai situs toto online terhebat sensational sebagai hadiah no limit, WD cepat hingga ratusan jutaan rupiah setiap harinya. Pakde4d Togel juga ada Slot.

PAKDE4D sudah di kenal sebagai situs toto online terhebat sensational sebagai hadiah no limit, WD cepat hingga ratusan jutaan rupiah setiap harinya. Pakde4d Togel juga ada Slot.

Dalam dunia teknologi informasi, hacker merupakan sosok yang sering kali menjadi sorotan publik. Keahlian mereka dalam meretas sistem dan mengakses sandi dan data sensitif telah menginspirasi banyak orang. Namun, tidak semua hacker sama. Ada beberapa individu yang diakui sebagai hacker terhebat di dunia. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai hacker terhebat di dunia dan mengapa mereka begitu dihormati dalam komunitas cyber.

Itzhak Perlman terjangkit polio di usia 4 tahun

Sayangnya, di usia 4 tahun, Itzhak Perlman terjangkit polio. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, polio adalah virus yang paling banyak menyerang anak kecil. Penyakit ini menyebar dari usus ke sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan jika tidak ditangani. Sedihnya, Perlman tidak mendapatkan perawatan yang tepat, karena bukan tenaga medis yang menanganinya melainkan pengobatan dari tabib.

Perlman lahir pada 31 Agustus 1945 di Tel Aviv, yang saat itu masih menjadi bagian dari Palestina. Saat dia terjangkit polio, Israel baru saja mendeklarasikan kemerdekaannya, sebagaimana yang dilaporkan History. Oleh karena itu, situasi ekonomi dan perawatan medis pada tahun 1949 kurang optimal.

Jadi, tidak mengherankan jika Perlman menjadi sasaran ritual keagamaan, yang tidak mengerti tentang penyakit polio tersebut. Akibatnya, dia mengalami cacat permanen di kedua kakinya, tetapi karena hal ini, dia lebih termotivasi untuk menjadi pemain biola yang hebat.

Dianugerahi banyak penghargaan dari beberapa mantan presiden Amerika

Pada tahun 2015, Presiden Barack Obama menganugerahi Perlman Presidential Medal of Freedom. Selama pidatonya, Barack Obama berkata, "Apa yang membedakannya dan apa yang membuatnya menjadi pemain biola yang paling dicintai di zaman kita adalah bahwa dia mendekati musik dengan cara dia mendekati segala sesuatu dalam hidup: dengan semangat dan dengan sukacita."

Memang, baik Presiden Barack Obama maupun Michelle Obama adalah penggemar berat Perlman karena alasan ini. Sepanjang masa kepresidenan Barack Obama, Perlman berulang kali menjadi sebagai tamu di Gedung Putih. Salah satunya ketika ia mengadakan konser di Gedung Putih pada tahun 2012 untuk presiden Israel dan penerima penghargaan Presidential Medal of Freedom, Shimon Peres.

Mantan presiden Barack Obama bukanlah satu-satunya tokoh politik yang mengakui bakat Perlman di dunia musik. Pada tahun 1986, Perlman menerima Medal of Liberty dari Presiden Ronald Regan, dan pada pergantian abad ke-21, Presiden Bill Clinton menganugerahi Perlman National Medal of Arts. Presidential Medal of Freedom dari Barack Obama bisa dibilang sebagai puncak kariernya yang diakui secara universal.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Karier bermusiknya yang luas, tidak terbatas pada biola saja

Itzhak Perlman memang dikenal sebagai pemain biola, tetapi sepanjang kariernya, dia telah mencoba banyak alat musik. Perlman juga merupakan konduktor terkenal di dunia. Dia memimpin New York Philharmonic, Philadelphia Orchestra, Chicago Symphony, Los Angeles Philharmonic, Boston Symphony, National Symphony, San Francisco Symphony, dan banyak orkestra lainnya seperti Houston, Seattle, Montreal, dan Toronto.

Sepanjang tahun 2000-an, ia juga menjadi penasihat musik dan konduktor tamu untuk beberapa simfoni di Amerika Serikat. Dia juga keluar negeri sebagai konduktor dan memimpin Israel Philharmonic, Berlin Philharmonic, Royal Concertgebouw Orchestra, London Philharmonic, dan English Chamber Orchestra.

Dalam permainan biolanya, Perlman tidak saja membatasi dirinya pada musik klasik, Perlman senang memainkan klezmer, musik tradisional Yahudi Ashkenazi di Eropa Timur. Pada tahun 2012, Perlman tampil bersama penyanyi Yitzchak Meir Helfgot dalam film dokumenter Sony berjudul Eternal Echoes: Songs & Dances for the Soul, dan In the Fiddler's House dari PBS, untuk merayakan tradisi klezmer. Selain itu, Perlman juga meninggalkan jejak pada musik jazz dan memainkan biola pada partitur film terkenal.